SEMESTER I

Rabu, 25 Maret 2015

MOTIVASI, KEPEMIMPINAN, DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (INISIASI 4)

Inisiasi 4

Motivasi dan Kepemimpinan

Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.
   
Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya :
    1. Keinginan untuk hidup
    2. Keinginan untuk memiliki sesuatu
    3. Keinginan akan kekuasaan
    4. Keinginan akan adanya pengakuan

Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya.

Teori Hierarkhi Kebutuhan Maslow - Manusia Piramida
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.
Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.
Lima kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1.      Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2.      Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3.      Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4.      Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5.      Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Teori ERG Clayton Alderfer - Manusia Tiga Tingkat
Teori ini membagi kebutuhan hanya menjadi 3 (tiga) tingkat :
1.       Kebutuhan Existence kebutuhan fisiologis dan rasa aman (dua tingkat pertama Maslow)
2.       Kebutuhan Relatedness kebutuhan sosial dan struktur sosial (tingkat 3 Maslow)
3.       Kebutuhan Growth kebutuhan pengembangan diri (tingkat 4 dan 5 Maslow)

Teori Perilaku Manusia Tikus
Teori ini mengamati pelbagai perilaku orang yang memang diasumsikan bisa diukur :
1.      Jika seseorang memperoleh apa yang diinginkan, maka "penghargaan positif meningkatkan kinerja"
2.      Jika seseorang menghindari apa yang tidak diinginkan, maka "penghargaan negatif meningkatkan kinerja"
3.      Jika seseorang memperoleh apa yang tidak diinginkan, maka "hukuman menurunkan kinerja"
4.      Jika seseorang tidak memperoleh apa yang diinginkan, maka "ancaman pemecatan menurunkan kinerja"

Teori X dan Y Donald McGregor – Manusia Baik dan Jahat
Teori ini menyatakan bahwa cara pandang seorang pemimpin akan mempengaruhi caranya memotivasi bawahan.

TEORI X – pemimpin menganggap bawahan :
• Membenci pekerjaannya • Membenci tanggung jawab • Tidak terlalu berambisi • Tidak mempunyai gagasan • Tidak mampu menyelesaikan masalah • Hanya memikirkan uang • Perlu dikendalikan secara ketat • Pemalas dan tidak dapat dipercaya
sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
 Mengatakan dengan jelas apa yang harus dilakukan, kapan dan§  Membuat§ Melakukan pengawasan secara ketat §bagaimana melakukannya  § Tidak menghendaki adanya partisipasi §semua keputusan seorang diri   Mengharapkan kontribusi minimum§Penghargaan hanya dalam bentuk gaji

TEORI Y pemimpin menganggap bawahan:
• Menikmati pekerjaannya • Bersedia memberi kontribusi • Bersedia menerima tanggung jawab • Dapat membuat keputusan bagi diri sendiri • Mampu menanggulangi masalah masalah • Mampu membuat rencana rencana jangka panjang dan mencapainya
sehingga pemimpin tersebut akan memotivasi dengan cara cara berikut:
 Memberi kesempatan untuk membuat§ Memberi tanggung jawab §  Memberi mereka kesempatan memberikan§keputusan atas pekerjaan   Memberi penghargaan dengan cara lain,§saran-saran dan menjalankannya  bukan hanya dengan uang

Kepemimpinan

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1982:83), mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut :
“Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”.

Pengertian kepemimpinan menurut Goerge R. Terry (1972:458) adalah :
“Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri orang seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin”.

Sedangkan, James A.F. Stoner (1982:468) mendefinisikan kepemimpinan sebagai berikut:
“Kepemimpinan manajerial sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas hubungan tugas anggota kelompok”.

Gaya Kepemimpinan

Hersey dan Blanchard membedakan adanya 4 gaya kepemimpinan, yaitu :
1.      Mengatakan (Telling), pemimpin mendefinikan peranan-peranan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas dan mengatakan pada pengikutnya apa, dimana, bagaimana, dan kapan untuk melakukan tugas-tugasnya.
2.      Menjual (Selling), pemimpin menyediakan instruksi-instruksi terstruktur bagi pengikutnya, tetapi juga suportif.
3.      Berpartisipasi (Participating), pemimpin dan pengikut saling berbagi dalam keputusan-keputusan mengenai bagaimana yang paling baik untuk menyelesaikan tugas dengan kualitas tinggi.
4.      Mendelegasikan (Delegating), pemimpin menyediakan sedikit pengarahan secara seksama , spesifik atau dukungan pribadi terhadap pengikut-pengikutnya.

Sedangkan menurut Ralph White dan Ronald Lippitt mengemukakan 3 gaya kepemimpinan sebagai berikut:
1.    Otoriter
a.     Semua determinasi “policy” dilakukan oleh pimpinan.
b.     Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pejabat satu per satu, hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti.
c.     Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman sekerja setiap anggota.
d.    “Dominator” cenderung bersikap pribadi dalam pujian dan kritik pekerjaan setiap anggota; ia tidak turut serta dalam partisipasi kelompok secara aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi.
2. Demokratis  
a        Semua “policies” merupakan bahan pembahasan kelompok dan keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin.
b        Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung. Dilukiskan langkah-langkah umum ke arah tujuan kelompok dan apabila diperlukan nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak prosedur-prosedur alternatif yang dapat dipilih.
c        Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki dan pembagian tugas diserahkan pada kelompok.
d       Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya dan ia berusaha untuk menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlalu banyak melakukan pekerjaan tersebut.
3. Laissez-Faire
a.       Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual dengan minimum partisipasi pemimpin.
b.      Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, ia akan menyediakan keterangan apabila ada permintaan. Ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok.
c.       Pemimpin tidak berpartisipasi sama sekali.
d.      Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-kejadian.

Model Kepemimpinan

1. Model Kepemimpinan Kontingensi (Fiedler)
Model kontingensi ciptaan Fred E. Fiedler merupakan “kakek” dari semua model kontingensi lainnya. Tidak ada seorang yang dapat menjadi pemimpin yang berhasil dengan hanya menerapkan satu macam gaya untuk segala situasi. Pemimpin itu akan berhasil menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda untuk menghadapi situasi yang berbeda.

Ada 3 sifat situasi yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan, yaitu :
1.      Hubungan pemimpin-anggota, merupakan variabel yang sangat kritis dalam menentukan situasi yang menguntungkan.
2.      Derajat susunan tugas, merupakan masukan kedua sangat penting bagi situasi yang menguntungkan.
3.      Kedudukan kekuasaan pemimpin yang diperoleh melaui wewenang formal, merupakan dimensi sangat kritis yang ketiga dari situasi.

2. Model 3 Dimensi Kepemimpinan  (Reddin)
            Pendekatan ini dinamakan 3-D model (model 3 dimensi) karena pendekatan ini menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan yaitu :
1.      Kelompok gaya dasar, dibagi menjadi gaya pemisah, pengabdi, penghubung, dan terpadu.
2.      Kelompok gaya efektif, dibagi menjadi gaya birokrat, otokrat bijak, pengembang, dan eksekutif.
3.      Kelompok gaya tak efektif, dibagi menjadi gaya pelari, otokrat, penganjur, dan kompromis.


3. Model Kontinum Kepemimpinan (Tannenbaum dan Schmidt)
Kedua orang ahli tersebut berpendapat bahwa ada tiga perangkat faktor yang harus dipertimbangkan oleh pemimpin dalam memilih gaya kepemimpinan yang akan dilakukan. Tiga faktor tersebut adalah :
1.      Kekuatan pimpinan, misalnya latar belakang pendidikan, latar belakang kehidupan pribadi, pengetahuan, kecerdasan, pengalaman, dan lain-lain.
2.      Kekuatan bawahan, menyebabkan pimpinan memilih gaya demokratis apabila bawahan sangat membutuhkan ketidaktergantungan dan kebebasan bertindak, ingin memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan.
3.      Kekuatan situasi, mempengaruhi pemilihan gaya kepemimpinan seperti suasana organisasi, kelompok kerja khusus, tekanan waktu, dan faktor lingkungan lainnya.

4. Model Kontinum Kepemimpinan Berdasarkan Banyaknya Peran Serta Bawahan dalam Pembuatan Keputusan (Vroom-Yetton)
Kedua orang ahli tersebut berpendapat bahwa ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagi pemimpin untuk mengikutsertakan bawahan atau tidak mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan, antara lain :
1. Tingkat efektivitas teknis diantara para bawahan
2. Tingkat motivasi serta dukungan para bawahan

5. Model Kontingensi Lima Faktor (Farris)
            Pengaruh terhadap perilaku pemimpin dapat datang dari pemimpin itu sendiri maupun dari bawahan dan dapat disalurkan secara berbeda antara kedua sumber tersebut. Ketepatan macam perilaku pemimpin tergantung pada 5 faktor, yaitu :
1. Wewenang pengawasan mengenai masalah yang ada
2. Wewenang anggota kelompok mengenai masalah
3. Pentingnya penerimaan dari pemberian keputusan pada pimpinan
4. Pentingnya penerimaan keputusan pada anggota kelompok
5. Tekanan waktu

6. Model Kepemimpinan Dinamika Kelompok (Dorwin Cartwright & Alvin Zander)
            Menurut penemuan studi yang pernah mereka lakukan, dapat dibedakan adanya dua macam perilaku kepemimpinan, yaitu :
1.      Pencapaian beberapa sasaran kelompok khusus, identik dengan perilaku pemimpin yang lebih mengutamakan tugas.
2.      Pemeliharaan dan penguatan kelompok itu sendiri, identik dengan perilaku pemimpin yang lebih mengutamakan hubungan antar orang.

7. Model Kepemimpinan “path-goal” (Evans dan House)
            Pendekatan “path-goal” berdasarkan pada model pengharapan yang menyatakan bahwa motivasi individu berdasarkan pada pengharapannya atas imbalan yang menarik. Pendekatan ini menitikberatkan pada pemimpin sebagai sumber imbalan. Pendekatan ini mencoba untuk meramalkan bagaimana perbedaan tipe imbalan dan perbedaan gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasan bawahan.
            Evans berpendapat bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi imbalan yang disediakan bagi bawahan sebaik seperti perasaan bawahan tentang apa yang telah mereka kerjakan untuk mencapai imbalan mereka. Misalnya, pemimpin akan manawarkan jajaran imbalan yang luas bagi para bawahan – tidak hanya upah dan promosi, tetapi juga dukungan, semangat, keamanan, serta penghargaan.

8. Model Kepemimpinan “Vertical Dyad Linkage” (Graen)
            Model ini dinamakan pula “Vertical Dyadic Theory” oleh Martin J. Gannon. Dalam model ini Graen menitikberatkan pada “dyad” yaitu hubungan antara pemimpin dengan tiap-tiap bawahannya secara bebas. Tiap-tiap pemimpin harus memperhatikan perbedaan-perbedaan yang ada pada tiap individu bawahannya. Pendekatan ini berusaha memanfaatkan kelebihan ataupun kekurangan yang ada pada tiap bawahan.

9. Model Kepemimpinan Sistem (Bass)
            Pendekatan model kepemimpinan sistem terdiri dari :
1. Input
a.       Organisasi yang meliputi batasan, kejelasan, kehangatan, entrope, dan lingkungan luar.
b.      Kelompok kerja yang meliputi pertentangan didalam, saling tergantung, dan tanggung jawab pada kelompok.
c.       Tugas yang meliputi umpan balik, rutin, memilih kesempatan, kerumitan, ciri-ciri manajerial.
d.      Kepribadian bawahan yang meliputi kerjasama, kekuasaan, otoriter, dan memusatkan perhatian dan pikiran pada diri sendiri.
2. Hubungan
a.       Pembagian kekuasaan antara pimpinan dan bawahan
b.      Penyebaran informasi antara atasan dan bawahan
c.       Struktur ketat dan struktur longgar
d.      Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
3. Perilaku Pemimpin
a.       Direktif, pemimpin memberitahukan kepada bawahannya apa yang mereka inginkan.
b.      Manipulatif, pemimpin berbaik hati pada bawahan, merubah perilaku untuk memastikan kesempatan, keyakinan, harapan, membuat mereka berlomba satu sama lain, menentukan kembali tugas-tugas untuk menyeimbangkan beban kerja.
c.       Konsultatif, pemimpin terus terang dan memberi kesempatan bertanya, mendengarkan bawahan, mencoba ide mereka, memberikan perhatian kemajuan pada perubahan.
d.      Partisipatif, pemimpin membuat keputusan bersama, menyusun pertemuan, memasukan saran kelompok ke dalam operasi, memperlakukan bawahan sama, mudah didekati dan bersahabat.
e.       Delegatif, pemimpin menunjukkan kepercayaan pada bawahan, memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengikuti arah mereka sendiri, mengizinkan mereka membuat keputusan sendiri.
4. Output
a.       Prestasi
b.      Kepuasan yang meliputi pekerjaan dan pengawas

10. Model Kepemimpinan Situasional (Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard)
Menurut Hersey dan Blanchard (1982:150) berdasarkan pendekatan situasional tiada satu jalan terbaik untuk mempengaruhi orang atau tiada satu jalan terbaik untuk memimpin. Pendekatan situasi didasarkan atas hubungan antara perilaku tugas, perilaku hubungan, serta tingkat kematangan bawahan. Kepemimpinan situasional didasarkan pada saling pengaruh antara :
1.      sejumlah petunjuk dan pengarahan (perilaku tugas) yang pemimpin berikan
2.      sejumlah pendukungan emosional (perilaku hubungan) yang pemimpin berikan
3.      tingkat kematangan yang ditunjukan oleh para bawahan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau sasaran.
Perilaku tugas dan perilaku hubungan ditunjukan dengan kurva yang digambarkan pada jaringan dengan garis mendatar menunjukan perilaku tugas, dan garis menegak menunjukan perilaku hubungan sehingga tersusun empat macam gaya kepemimpinan seperti terlihat pada gambar berikut ini :


Diskusi 4
Top of Form
Display mode
Bottom of Form

Description: Picture of Tupi Setyowati,SE.MM.
DISKUSI 4
by Tupi Setyowati,SE.MM. - Monday, 2 March 2015, 10:13 AM

Hallo..selamat datang di forum diskusi inisaiai ke 4..
silahkan berdiskusi di forum ini. Jangan lupa untuk selalu memabaca BMP Pengantar Bisnis..Sesuai dengan materi Inisiasi 4, diskusikanlah mengenai Motivasi, kepemimpinan dan Hubungan Industrial..
Selamat Berdiskusi.


RE: DISKUSI 4

apakah Bisnis hanya cukup dengan Motivasi.?
RE: DISKUSI 4
Membangun sebuah bisnis tidak cukup dengan hanya motivasi. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa motivasi memberikan energi dan semangat lebih dalam berbisnis. Namun, harus diingat dalam menjadikan bisnis yang kita jalankan berhasil, tidak mubazir dan berkembang dengan baik yang sesuai kita harapkan, maka kita harus mempunyai pengetahaun dan  pengalaman akan bisnis tersebut, mempunyai hubungan yang baik dengan orang yang akan menjadi rekan bisnis kita dan mampu menjadi leader (pemimpin) yang baik bagi orang yang akan kita pimpin dalam organisasi bisnis yang kita buat.
Terima Kasih
RE: DISKUSI 4 
lalu kenapa banyak pebisnis menggembor-gemborkan motivasi ..??
lalu apa saja yang dibutuhkan menurut anda..???
RE: DISKUSI 4

tentu tidak, bisnis harus ada juga kerja keras dan keikhlasan hati dalam menjalankan bisnis, motivasi hanya sebagai penyemangat dan dorongan untuk setiap karyawan agar lebih termotivasi dalam menjalankan bisnisnya..
RE: DISKUSI 4

apa hanya dengan ikhlas dan kerja keras saja..???
yang dimaksud kerja kerasa itu seperti apa menurut anda..???
RE: DISKUSI 4
by me 021617803 - Friday, 27 March 2015, 12:28 PM

Seperti yang kita dengar dari para pebisnis yang telah sukses dalam bisnisnya, mereka memberi motivasi bahwasannya disamping motivasi, ikhlas, kerja keras yang paling penting adalah bisnis harus segera dilakukan. Karena jika hanya dalam angan - angan, hanya dalam pemikiran dan banyak sekali pertimbangan maka akan sulit terlaksana.
Menurut saya, setidaknya kita harus tau passion kita dimana atau kita menguasai pengetahuan dibidang apa, sehingga jika mengalami kegagalan masih ada motivasi atau semangat untuk bangkit lagi. Dan pengalaman adalah guru terbesar dari menghadapi suatu permasalahan. Pegalaman tidak harus dari diri pribadi tetapi bisa dari orang lain.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan dalam berbisnis. Hal ini juga sangat perlu diketahui guna memperkecil kemungkinan untuk gagal.
Sikap - sikap yang dibutuhkan supaya bisnis bisa berhasil adalah :
- Disiplin
- Komitmen tinggi
- Jujur
- Kreatif dan Inovatif
- Mandiri 
- Realistis
Dan faktor penyebab kegagalan diantaranya adalah :
- Tidak kompeten dalam manajerial
- Kurang berpengalaman 
- Perencanaan yang kurang matang
- Lokasi bisnis yang tidak memadai
- Buruknya efektifitas dan efisiensi
- Kurang bersugguh - sungguh
- Belum bisa beradaptasi atau belum siap dalam berbisnis
demikian dari saya, terima kasih.















ORGANISASI BISNIS (INISIASI 3)

"ORGANISASI BISNIS" Hallo...Selamat Datang di Inisiasi 3 pada inisiasi ini kita mempelajari mengenai Organisasi Bisnis sesuai dengan BMP EKMA4111 Pengantar Bisnis, Sempatkanlah membaca BMP dan berdiskusilah dengan rekan anda. Pada Inisiasi ke 3 ini ada Tugas yang harus anda kerjakan,,bacalah soal - soal dengan teliti dan mohon janga mengupload jawaban di forum diskusi.
Selamat Belajar.. senyum 

INISIASI 3

ORGANISASI BISNIS

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat sebagai berikut :
1.  Chester I. Barnard (1938) dalam bukunya “The Executive Functions” mengemukakan bahwa : “ Organisasi adalah system kerjasama antara dua orang atau lebih” (I define organization as a system of cooperatives of two more persons)
2. James D. Mooney mengatakan bahwa : “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose” (Organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
3.  Menurut Dimock, organisasi adalah : “Organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to achive a given purpose” (organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan).

Dari beberapa pengertian organisasi di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar, yaitu :
a.      Orang-orang (sekumpulan orang)
b.      Kerjasama
c.      Tujuan yang ingin dicapai

Dengan demikian organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang
orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya
yang dimiliki.  

Ciri-Ciri Organisasi

Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi memiliki tiga unsur dasar, dan secara lebih rinci organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal dan saling mengenal,
2.  Adanya kegiatan yang berbeda-beda, tetapi satu sama lain saling berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan kegiatan,
3.     Tiap-tiap orang memberikan sumbangan atau kontribusinya berupa; pemikiran, tenaga, dan lain-lain,
4.      Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan,
5.      Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Prinsip-Prinsip Organisasi

Prinsip-prinsip organisasi banyak dikemukan oleh para ahli, salah satunya A.M. Williams yang mengemukakan pendapatnya cukup lengkap dalam bukunya “Organization of Canadian Government Administration” (1965), bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :
1)      prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas
2)      prinsip skala hirarkhi
3)      prinsip kesatuan perintah
4)      prinsip pendelegasian wewenang
5)      prinsip pertanggungjawaban
6)      prinsip pembagian pekerjaan
7)      prinsip rentang pengendalian
8)      prinsip fungsional
9)      prinsip pemisahan
10)  prinsip keseimbangan
11)  prinsip fleksibilitas
12)  prinsip kepemimpinan

1)      Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.  Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai  antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2)      Prinsip Skala Hirarkhi
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3)      Prinsip Kesatuan Perintah
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4)      Prinsip Pendelegasian Wewenang
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.  Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan  mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5)      Prinsip Pertanggungjawaban 
   Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan

6)     Prinsip Pembagian Pekerjaan
    Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.      
7)      Prinsip Rentang Pengendalian 
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional.  Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8)      Prinsip  Fungsional 
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9)      Prinsip Pemisahan 
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10)  Prinsip Keseimbangan 
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan.  Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11)  Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12)  Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Jenis-Jenis Organisasi

Pengelompokan jenis organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1.      Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan
(1) bentuk tunggal, yaitu pucuk pimpinan berada ditangan satu orang, semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber kepada satu orang. (2) bentuk komisi, pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang, semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai suatu kesatuan.
2.      Berdasarkan lalu lintas kekuasaan
Bentuk organisasi ini meliputi; (1) organisasi lini atau bentuk lurus, kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit-unit dalam organisasi, (2) bentuk lini dan staff, dalam organisasi ini pucuk pimpinan dibantu oleh staf pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi, (3) bentuk fungsional, bentuk organisasi dalam kegiatannya dibagi dalam fungsi-fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
3.      Berdasarkan sifat hubungan personal, yaitu ;
(1) organisasi formal, adalah organisasi yang diatur secara resmi, seperti : organisasi pemerintahan, organisasi yang berbadan hukum  (2) organisasi  informal, adalah organisasi yang terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain  kesamaan minat atau hobby, dll.
4.      Berdasarkan tujuan
Organisasi ini dapat dibedakan, yaitu : (1) organisasi yang tujuannya mencari keuntungan atau ‘profit oriented’ dan (2) organisasi sosial atau ‘non profit oriented ‘
5.      Berdasarkan kehidupan dalam masyarakat, yaitu ;
(1) organisasi pendidikan, (2) organisasi kesehatan, (3) organisasi pertanian, dan lain lain.
6.      Berdasarkan fungsi dan tujuan yang dilayani, yaitu :
(1) Organisasi produksi, misalnya organisasi produk makanan, (2) Organisasi berorientasi pada politik, misalnya partai politik (3) Organisasi yang bersifat integratif, misalnya serikat pekerja (4) Organisasi pemelihara, misalnya organisasi peduli lingkungan, dan lain lain.
7.      Berdasarkan pihak yang memakai manfaat 
Organisasi ini meliputi; (1) Mutual benefit organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh anggotanya, seperti koperasi, (2) Service organization, yaitu organisasi yang kemanfaatannya dinikmati oleh pelanggan, misalnya bank, (3) Business Organization, organisasi yang bergerak dalam dunia usaha, seperti perusahaan-perusahaan, (4) Commonwealth organization, adalah organisasi yang kemanfaatannya terutama dinikmati oleh masyarakat umum, seperti  organisasi pelayanan kesehatan, contohnya  rumah sakit, Puskesmas, dll


Konsep & Fungsi

Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource department.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Departemen Sumber Daya Manusia Memiliki Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab sebagai berikut.

1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection)
a.    Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan (forecast) akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.
  
b.      Rekrutmen tenaga kerja (Recruitment)
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan  (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job specification). 

c.       Seleksi tenaga kerja (Selection)
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup (curriculum vittae) milik pelamar. Kemudian dari CV pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.

2.  Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and evaluation)
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.

3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection)
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu.

Diskusi 3
DISKUSI 3

by Tupi Setyowati,SE.MM. - Monday, 2 March 2015, 10:10 AM

Pada forum diskusi ini coba diskusikan mengenai pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia dalam bisnis,,,diskusikan juga mengenai organisasi bisnis serta konsep dan fungsi Manajemen SDM...

Jangan lupa untuk menyempatkan membaca Buku Materi Pokok Pengantar Bisnis
Selamat berdiskusi ya...

RE: DISKUSI 3

Saya ingin bertanya karena menurut anda pemimpin yang baik itu harus ada pendekatan dengan karyawannya,
Jika ada permasalahan di dalam kantor, sebaiknya karyawan bertanya langsung ke pemimpin atau ke rekan-rekannya atau ke manajer?
Anda lebih setuju suatu perusahaan yang direct langsung ke pemimpin atau yang terkoordinasi (tidak bisa langsung direct ke pimpinan)?
Terima kasih

RE: DISKUSI 3

Salam, Menurut saya mestinya bertanya ke rekan kerja dulu,kalau rekan kerja tidak bisa baru ke Atasan langsung, (menejer) . Tipe perusahan yang direct pemimpin itu pasti melalui tingkatan keatas terus keatas, Bagusnya yang didirec pemimpin langsung, karena dapat solusi cepat atas semua masalah Yang dihadapi. Demikian termkasih.


RE: DISKUSI 3
by me 021617803 - Friday, 27 March 2015, 2:11 AM

Menurut pendapat saya, tergantung permasalahan apa yang dihadapi oleh karyawan tersebut. Seberapa besarkah permasalahan yang dihadapi atau seberapa pentingkah dampak permasalahan tersebut terhadap perusahaan. Sebagai karyawan, jika mempunyai permasalahan mengenai rutinitas pekerjaannya maka bisa berdiskusi atau bertanya kepada sesama rekannya sehingga permasalahan bisa diatasi bersama - sama. Jika permasalahan yang dihadapi menyangkut tanggung jawabya terhadap atasan langsungnya maka bisa langsung bertanya kepada atasan langsungnya. Nah, jika yang ditanyakan adalah lebih setuju yang direct langsung ke pemiimpin atau yang terkoordinasi maka jawaban saya adalah tergantung karyawan tersebut bergabung pada perusahaan dengan bentuk seperti apa.
Seperti yang telah dipelajari pada inisiasi 3 bahwa ada beberapa pengelompokan jenis organisasi diantaranya :
- Berdasarkan jumlah orang yang memegang pucuk pimpinan terbagi menjadi 2, yaitu :
a. bentuk tunggal yang berarti pucuk pimpinan berada di tangan satu orang sehingga semua kekuasaan dan tugas pekerjaan bersumber pada satu orang 
b. bentuk komisi yaitu pimpinan organisasi merupakan suatu dewan yang terdiri dari beberapa orang sehingga semua kekuasaan dan tanggung jawab dipikul oleh dewan sebagai satu kesatuan. 
- Berdasarkan lalu lintas kekuasaan terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Organisasi bentuk lini atau lurus, dimana kekuasaan mengalir dari pucuk pimpinan organisasi langsung lurus kepada para pejabat yang memimpin unit - unit dalam organisasi
b. Bentuk lini dan staff dimana pucuk pimpinan dibantu oleh staff pimpinan ahli dengan tugas sebagai pembantu pucuk pimpinan dalam menjalankan roda organisasi
c. Bentuk fungsional dimana kegiatannya dibagi dalam fungsi - fungsi yang dipimpin oleh seorang ahli dibidangnya, dengan hubungan kerja lebih bersifat horizontal.
Semakin besar sebuah organisasi atau perusahaan (mempunyai banyak karyawan bahkan banyak cabang) maka semakin kecil peluang untuk bisa bertanya langsung kepada pimpinan utama organisasi

Tugas 1
Coba anda kerjakan Tugas 1
1. Sebutkan bentuk-bentuk usaha yang anda ketahui dan jelaskan perbedaan masing-masing badan usaha tersebut !
2. Berikan contoh etika bisnis yang anda ketahui dan ditemui di masyarakat!

3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku dalam bisnis?Jelaskan!
4. Apabila anda seorang Wirausahawan bagaimana menggambarkan rencana bisnis anda?dan jelaskan keputusan awal yang diambil oleh bisnis tersebut serta identifikasikan sumber bantuan keuangan yang tersedia untuk perusahaan tersebut !
5. Menurut Anda Hal apa sajakah yang mendorong Usaha kecil / bisnis kecil mengalami kegagalan dan keberhasilan ?Jelaskan!
6. Jelaskan mengenai lingkungan internal dan eksternal perusahaan dan seberapa besar pengaruhnya terhadap perusahaan!
7. Dalam merancang struktur organisasi yang layak, harus memperhatikan beberapa hal, sebutkan dan jelaskan artinya!